Sabtu, 02 April 2011

TRAGEDI SITU BAGENDIT

Pada suatu masa, ada sebuah desa yang sangat luas lagi berharta. Diantara penduduknya ada yang bernama Nyi Endit. Dia itu seseorang yang sangat kaya diantara penduduk yang lainnya. Akan tetapi, dia itu mempunyai dua sifat yang pasti seseorang tidak akan menyukai apalagi membanggakan dua sifat tersebut, yaitu al-kibru (arogan) dan al-bukhlu (pelit).
Pada suatu hari, tiba-tiba ada seorang kakek-kakek yang datang ke desa tersebut. Tiba-tiba kakek itu tenggorokanya terasa haus, lalu pada saat pula itu di depan si kakek itu berhadapan dengan rumah Nyi Endit. Pada waktu itu pula si kakek menghampiri rumah tersebut dan bermaksud untuk meminta segelas air. Namun, karena Nyi Endit itu mempunyai sifat yang tercela, Nyi Endit pun tidak memberikan segelas minman pada si kakek itu. Malah si kakek itu di usir oleh Nyi Endit seraya berkata. “Mau apa kau datang ke rumahku ? Pergi sana ! Aku jijik melihat orang yang meminta-minta seperti kamu”. Maka kakek-kakek itu pun tidak panjang lebar dia mengambil keputusan untuk segera meninggalkan dari hadapan Nyi Endit.
Di dalam sebuah perjalanan si kakek, di tengah-tengah suatu dusun desa si kakek mengambil sebuah tongkat. Lalu si kakek pun menancapkan tongkat tersebut di atas permukaan bumi. Tidak lama kemudian setelah si kakek menancapkan tongkat tersebut, lalu munculah benih-benh air keluar dari atas tanah.
Setelah beberapa lama kemudian air itu menjadi besar dan menelan seluruh dusun desa yang berada di sekitarnya.
Maka, setelah sekian lamanya desa tersebut menjadi sebuah lautan air yang disebut Situ Bagendit. Yang sampai sekarang masih ada serta kita rasakan.
Keindahannyapun tidak kalah indahnya dengan pulau-pulau yang lain.

-Garut, 09 April 2010 jam 14:08-

*tulisan ini diperuntukkan teman saya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar