Pada zaman sekarang ini banyak oang Muslim yang tidak mensyukuri terhadap rizki atau kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah S.W.T. kepada dirinya sendiri.
Seperti halnya apabila dirinya mendaptkan makanan, uang, kenaikan jabatan terhadap dirinya, dan lain sebagainya. Tapi dirinya malah tidak mensyukurinya.
Karena kita bisa saja mensyukuri rizki dari Allah tidak hanya dengan mengadakan acara syukuran, ataupun yang lainnya. Tapi bisa saja kita mensyukuri rizki atau nikmat dari Allah dengan mengawali hal-hal tersebut dengan mengucapkan kalimat “Basmallah” serta di akhiri dengan kalimat “Hamdallah.”
Seperti halnya apabila kita medapatkan makanan, maka dikala kita hendak memakannya hendaklah bersyukur kepada Sang Pencipta dengan membaca Basmallah ataupun dengan membaca do’a sebelum makan. Maka apabila setelah kita memakan makanan tersebut hendaklah mengucap syukur dengan kalimat Hamdallah tadi ataupun mengucap do’a sesudah makan. Bgitu juga apabila kita mendapatkan sejumlah uang, baik itu yang bernominal kecil maupun bernominal besar.
Dan juga dikala naik jabatan, seperti halnya seorang Polisi. Misalkan dia pada waktu itu menjabat sebagai bawahan, lalu di satua waktu dirinya mendapatkan kenaika jabatan. Maka setelah naiknya jabatan tersebut alangkah baiknya dia mensyukurinya. Karena dengan memunculkan rasa syukur kita kepada Allah S.W.T., kita akan merasakan kehidupan yang berkecukupan. Serta kita tidak akan terlalu Hubbud dunya (mencintai dunia).
Allah S.W.T. memberikan rizki kepada kita semua berdasarkan do’a dan usaha (ikhtiar) kita. Dan juga, Allah memberikan rizki-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Mskipun rizki atau nikmat tersebut hanya sedikit, tetap saja kita harus mensyukurinya. Karena apabila kalu kita tidak mensykuri rizki tersebut, kita bisa dikategorikan sebagai orang yang “Kufur Nikmat”. Dan sudah kita ketahui bahwa Allah S.W.T. sangat tidak menyukai orang yang mempunyai perilaku Kufur Nikmat.
Maka dari itu, adakalanya orang lain mendapatkan banyak rizki serta kenikmatan , sedangkan kita hanya mendapatkan sedikit. Mungkin orang lain mendapatkan rizki trsebut dengan cara yang mudah, tapi kita ynag ingin mendapatkan rizki tersebut dengan sekuat tenaga tanpa menghitung waktu, itu juga adakalanya memperoleh sedikit bahkankadang-kadang tidak mendapatkan sama sekali. Karena ukuran sedikit banyaknya rizki serta nikmat seseorang ialah dari ikhtiar dan do’a dirinya, tapi tidak pula dilupakan bahwa Allah lah ynag memberi sedikit banyaknya rizky tersebut.
Oleh karena itu, apa yang kita terima sekalipun itu dari orang yang tidak kita kenal teta[pi tetap hal itu merupakan rizki dari Allah S.W.T. Baik rizki itu sebesara biji atom ataupun sebesar Gunung yang menjulang tinggi.
Serta janganlah kita iri hati terhadap orang lain yang mendapatkan rizki yang lebih besar dari pada kita. Karena kewajiban kita selaku makhluk Allah yang tidak ada apa-apanya adalah berusaha terus menerus untuk medapatkan hasil yang memuaskan dan mungkin pada suatu saat ada perbaikan, sebab itu sudah menjadi Sunatullah.
Seperti yang telah digariskan di dalam al-Qur’an :
‘Maka sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Sesungguhnyabersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. al-Insyirah: 5-6)
Maka darii itu, syukurilah apa yang telah Allah S.W.T nerikan kepada kita. “Dan lihatlah orang yang keberadaanya di bawah kita serta janganlah melihat oramg yang keberadaannya ada di atas kita.” Demikian (arti) sabda Rasulullah s.a.w yang memerintahkanagar kita selalu bersyukur.
-garut, 12 April 2010 jam 13:56-
"ini adalah tinta pertama kalinya yang dicurahkan oleh Risman Ginarwan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar